Sejumlah aparat keamanan dari TNI AD dan Polri berseragam lengkap bersama warga setempat melakukan pengamanan di beberapa pintu masuk desa yang bebatasan secara langsung dengan Kecamatan Cangkringan dan kecamatan Ngempak.
Petugas dan warga melakukan pemeriksaan dari setiap kendaraan baik itu roda dua maupun roda empat serta warga yang akan melintas dengan melakukan pemeriksaan identitas yang dimiliki oleh warga yang akan melintas.
"Selamat siang mas, maaf sementara yang bisa masuk ke sini hanya warga yang memiliki KTP Cangkringan saja," jelas seorang petugas kepolisian mencoba memberikan penjelasan kesetiap warga yang akan melintas tanpa memiliki identitas Kecamatan Cangkringan.
Bahkan untuk menghalau warga luar masuk, petugas bersama warga juga membangun sebuah palang penghalang yang disertai juga dengan tulisan "Khusus warga ber-KTP cangkringan yang bisa masuk."
Menurut petugas yang akhirnya diketahui bernama Wagiman berpangkat Aiptu ini mengatakan aksi tersebuyt dilakukan guna mengantisipasi masuknya warga luar yang masuk kedalam desa yang disinyalir dan diduga akan melakukan tindakan-tindakan yang tak diinginkan.
"Maklum saja mas saat banyak dari orang yang mencoba m$encari keuntungan dalam suasana seperti ini," jelasnya.
Selain itu hal tersebut juga dilakukan mengingat kondisi alam dan cuaca gunung merapi tak menentu selama diatas kawasan Kecamatan Cangkringan.
Meski telah diperingatkan masih banyak juga warga yang terbilang "ngeyel" dan mencoba memaksa untuk masuk meski sudah diberikan penjelasan.
Walhasil sempat terjadi adu argumentasi antara petugas dengan warga yang berserikeras untuk masuk.
"Sampean ini koq ngeyel mas, orang seperti sampeyan ini yang bisa mati kena wedus gembel," ucap seorang petugas dengan sedikit emosi ke warga tadi. Selain itu pengamanan juga terlihat didesa KoruUlon Lor Bimormartani, ngemplak,sleman.
Welcome
Selamat Datang di Blog "PRAY FOR INDONESIA"
semoga informasi ini bermanfaat bagi kita semua dan menyadari betapa negeri kita ini merupakan negeri yang selalu dihadapkan bencana yang datang silih berganti. Berserah diri dan berdo'a kepadaNya lah yang hanya dapat kita lakukan, agar kita semakin kuat dalam menjalani hidup ini. "PRAY FOR INDONESIA" Semoga kita dapat memaknai arti tersebut dalam kehidupan kita sehari hari
semoga informasi ini bermanfaat bagi kita semua dan menyadari betapa negeri kita ini merupakan negeri yang selalu dihadapkan bencana yang datang silih berganti. Berserah diri dan berdo'a kepadaNya lah yang hanya dapat kita lakukan, agar kita semakin kuat dalam menjalani hidup ini. "PRAY FOR INDONESIA" Semoga kita dapat memaknai arti tersebut dalam kehidupan kita sehari hari
Senin, 08 November 2010
Jakarta Tenggelam Menunggu Waktu
Berita ini selalu menjadi pengingat yang sia-sia: Jakarta bakal tenggelam. Hari-hari ini sejumlah pengamat kembali menyatakan bahwa tanah di Jakarta, terutama bagian barat dan utara, setiap tahun ambles 10-12 sentimeter.Artinya, dalam 10 tahun, tanah Jakarta turun sekitar 1 meter. Ada yang meramalkan, pada 2050, Jakarta Utara bakal terhapus dari peta Jakarta. Amblesnya sebagian ruas Jalan R.E. Martadinata, Jakarta Utara, beberapa waktu lalu hanyalah salah satu indikasi yang patut diperhatikan.
Penyebab masalah itu sejatinya sudah terang benderang, yaitu berkurangnya air tanah yang selama ini menyangga tanah di atasnya.Air tanah yang terusmenerus disedot menghasilkan ruang kosong di bawah sana. Penyedotan yang luar biasa itu pada umumnya dilakukan industri besar dan gedung-gedung tinggi (seperti hotel, apartemen, dan perkantoran), yang jumlahnya berkembang pesat dalam 10 tahun terakhir. Ruang kosong itu akhirnya tak mampu menahan beban berat di atasnya. Ambles pun terjadi.
Namun setiap kali pula kabar itu seperti hilang ditiup angin. Penyedotan air tanah masih saja terjadi. Padahal penyedotan air bawah tanah dan air permukaan tanah ini sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001. Sayangnya, peraturan ini hanya mengatur pajak air bawah tanah (20 persen) dan pajak air permukaan tanah (10 persen) sebagai alat untuk membatasi penyedotan air. Dan ternyata para pemilik gedung lebih memilih membayar pajak untuk mendapatkan air bersih.
Akibatnya, daya dukung air di Jakarta terus merosot. Sebetulnya ada mekanisme alamiah yang bisa meningkatkan persediaan air. Para ahli memperkirakan, jika 50 persen saja air hujan di Jakarta meresap ke dalam tanah, hal itu sudah cukup membantu menaikkan cadangan air. Celakanya, penyerapan air hujan di Jakarta hanya 25 persen.Yang jauh lebih besar mengalir ke laut setelah sempat menyebabkan banjir di manamana. Rendahnya penyerapan itu lantaran tanah terbuka di Jakarta sudah makin menciut.
Pembangunan—gedung atau jalan—bisa dibilang makin tak terkontrol. Hutan beton meluas, terutama setelah banyak dibangun kawasan superblok di pusatpusat bisnis Jakarta, seperti di kawasan Sudirman- Thamrin,Kemang,Kuningan, dan sejumlah daerah di Jakarta Barat.Tidak mengherankan jika ruang terbuka di Ibu Kota makin sedikit, hanya 9,6 persen. Padahal idealnya sekitar 30 persen. Dari yang sedikit itu pun jumlahnya kian tergerus. Di Jakarta Pusat saja, misalnya, 49 ruang terbuka hijau telah beralih fungsi.
Tidak hanya di pusat kota. Pantai juga sudah habis dijarah. Sebagai contoh, hutan bakau di Jakarta tinggal 3 kilometer persegi, tak lebih dari 15 persen dibanding pada 1960. Dari laut, Jakarta seperti dibentengi gedung-gedung jangkung. Pemerintah agaknya lebih memfasilitasi kepentingan ekonomi jangka pendek dan hanya menguntungkan sebagian kecil pengusaha. Kepentingan masyarakat banyak untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik justru diabaikan. Jika keadaan ini dibiarkan, sebagian Jakarta bakal tinggal jadi catatan sejarah.
Penyebab masalah itu sejatinya sudah terang benderang, yaitu berkurangnya air tanah yang selama ini menyangga tanah di atasnya.Air tanah yang terusmenerus disedot menghasilkan ruang kosong di bawah sana. Penyedotan yang luar biasa itu pada umumnya dilakukan industri besar dan gedung-gedung tinggi (seperti hotel, apartemen, dan perkantoran), yang jumlahnya berkembang pesat dalam 10 tahun terakhir. Ruang kosong itu akhirnya tak mampu menahan beban berat di atasnya. Ambles pun terjadi.
Namun setiap kali pula kabar itu seperti hilang ditiup angin. Penyedotan air tanah masih saja terjadi. Padahal penyedotan air bawah tanah dan air permukaan tanah ini sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001. Sayangnya, peraturan ini hanya mengatur pajak air bawah tanah (20 persen) dan pajak air permukaan tanah (10 persen) sebagai alat untuk membatasi penyedotan air. Dan ternyata para pemilik gedung lebih memilih membayar pajak untuk mendapatkan air bersih.
Akibatnya, daya dukung air di Jakarta terus merosot. Sebetulnya ada mekanisme alamiah yang bisa meningkatkan persediaan air. Para ahli memperkirakan, jika 50 persen saja air hujan di Jakarta meresap ke dalam tanah, hal itu sudah cukup membantu menaikkan cadangan air. Celakanya, penyerapan air hujan di Jakarta hanya 25 persen.Yang jauh lebih besar mengalir ke laut setelah sempat menyebabkan banjir di manamana. Rendahnya penyerapan itu lantaran tanah terbuka di Jakarta sudah makin menciut.
Pembangunan—gedung atau jalan—bisa dibilang makin tak terkontrol. Hutan beton meluas, terutama setelah banyak dibangun kawasan superblok di pusatpusat bisnis Jakarta, seperti di kawasan Sudirman- Thamrin,Kemang,Kuningan, dan sejumlah daerah di Jakarta Barat.Tidak mengherankan jika ruang terbuka di Ibu Kota makin sedikit, hanya 9,6 persen. Padahal idealnya sekitar 30 persen. Dari yang sedikit itu pun jumlahnya kian tergerus. Di Jakarta Pusat saja, misalnya, 49 ruang terbuka hijau telah beralih fungsi.
Tidak hanya di pusat kota. Pantai juga sudah habis dijarah. Sebagai contoh, hutan bakau di Jakarta tinggal 3 kilometer persegi, tak lebih dari 15 persen dibanding pada 1960. Dari laut, Jakarta seperti dibentengi gedung-gedung jangkung. Pemerintah agaknya lebih memfasilitasi kepentingan ekonomi jangka pendek dan hanya menguntungkan sebagian kecil pengusaha. Kepentingan masyarakat banyak untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik justru diabaikan. Jika keadaan ini dibiarkan, sebagian Jakarta bakal tinggal jadi catatan sejarah.
Gunung Merapi Kini Punya Kawah Baru
Gunung Merapi kini memiliki kawah besar di puncaknya, dan diperkirakan berdiameter 400 meter, setelah terjadi letusan pada 4 November 2010.
Badan Geologi memperkirakan telah terbentuk kawah dengan diameter 400 meter di puncak Merapi pascaletusan besar pada 4 November 2010. "Pascaletusan 26 Oktober 2010, telah terbentuk kawah 200 meter di puncak gunung, tetapi karena letusan pada awal November itu diperkirakan 10 kali lebih besar dibandingkan dengan 26 Oktober lalu, maka kawah yang terbentuk juga diperkirakan lebih besar hingga dua kali lipat," kata Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) R Sukhyar, di kantor Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Sabtu.
Namun demikian, lanjut dia, pihaknya belum dapat memastikan secara pasti luas kawah dan morfologi puncak Gunung Merapi karena puncak gunung tersebut masih terus tertutup kabut sehingga menghambat pemantauan secara visual.
Ia mengatakan, masyarakat agar terus waspada karena aktivitas Gunung Merapi masih tetap tinggi berdasarkan data pengamatan secara instrumental dengan menggunakan seismograf di BPPTK.
"Fluktuasi Gunung Merapi masih cukup tinggi sehingga status Merapi masih tetap awas dan daerah terdampak juga masih tetap sama yaitu radius 20 kilometer (km)," katanya.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, endapan awan panas bisa mencapai jarak 12 km di Kali Boyong dengan ketebalan hingga 10 meter.
Oleh karena itu, lanjut dia, ancaman Gunung Merapi tidak hanya awan panas tetapi juga banjir lahar apalagi saat terkena hujan yang cukup lebat di lereng gunung.
"Masyarakat tetap diimbau untuk menjauhi bantaran sungai karena dinding bantaran sungai itu bisa tergerus atau jika tidak memiliki kepentingan, jangan terlalu lama beraktivitas di jembatan," katanya.
Sejumlah alur sungai yang perlu dihindari adalah Kali Woro, Kali Gendol, Kali Kuning, Kali Boyong, Kali Bedog, Kali Krasak, Kali Bebeng, Kali Sat, Kali Lamat, Kali Krasak, Kali Senowo, Kali Trising dan Kali Apu.
Saat ini, lanjut dia, BPPTK masih mengusahakan untuk menambah alat pemantauan di tiga titik menggantikan tiga seismometer yang rusak karena terkena letusan Gunung Merapi.
Namun demikian, ia mengatakan, pengamatan dan kemampuan analisis perkembangan aktivitas gunung tidak terganggu meskipun alat rusak karena masih tersisa satu seismometer di Plawangan.
Sukhyar memperkirakan, jumlah material vulkanik hasil erupsi Gunung Merapi sejak 26 Oktober hingga sekarang telah mencapai sekitar 100 juta meter kubik.
Masyarakat juga diminta untuk tidak mempercayai sejumlah isu yang berkembang di masyarakat, seperri adanya isu yang menyebutkan bahwa Gunung Merapi akan mengeluarkan gas beracun.
"Saat terjadi erupsi, gas akan dihasilkan oleh gunung seperti karbon dioksida atau belerang, tetapi gas tersebut hanya akan terkonsentrasi di sekitar puncak. Kalau sudah terendapkan lama, gas-gas itu akan hilang dengan sendirinya," ujarnya.
Berdasarkan laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) hingga pukul 06.00 WIB suara gemuruh masih terdengar dari jarak 20 km dari puncak gunung.
Sementara itu, awan panas masih terjadi, sehingga warga diminta tetap meningkatkan kewaspadaannya. "Gunung Merapi masih terus menerus menyemburkan awan panas sehingga masih dalam status `awas`," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono, di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, Gunung Merapi hingga kini masih menyemburkan awan panas, sedangkan aktivitas kegempaan sejak Jumat (5/11) pukul 00.00 WIB hingga Sabtu (6/11) pukul 00.00 WIB nihil, baik gempa vulkanik, gempa "multiphase" (MP), dan low frekuensi. Absennya jenis-jenis gempa tersebut digantikan munculnya gempa tremor dan gempa guguran yang berlangsung secara berkesinambungan.
Dari pengamatan visual, petugas di semua pos pengamatan Gunung Merapi melaporkan sejak Jumat (5/11) pukul 19:00 WIB hingga Sabtu (6/11) pukul 00.00 Merapi tertutup kabut. Mereka hanya mampu mendengar suara gemuruh dari puncak Merapi. Suara tersebut terdengar jelas dari jarak lebih dari 20 km.
Aktivitas Merapi masih berintensitas tinggi. Oleh karena itu, status masih tetap dipertahankan pada level IV atau "Awas Merapi dan Awas lahar". Wilayah aman bagi pengungsi masih berada di luar radius 20 km dari puncak gunung.
Badan Geologi memperkirakan telah terbentuk kawah dengan diameter 400 meter di puncak Merapi pascaletusan besar pada 4 November 2010. "Pascaletusan 26 Oktober 2010, telah terbentuk kawah 200 meter di puncak gunung, tetapi karena letusan pada awal November itu diperkirakan 10 kali lebih besar dibandingkan dengan 26 Oktober lalu, maka kawah yang terbentuk juga diperkirakan lebih besar hingga dua kali lipat," kata Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) R Sukhyar, di kantor Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Sabtu.
Namun demikian, lanjut dia, pihaknya belum dapat memastikan secara pasti luas kawah dan morfologi puncak Gunung Merapi karena puncak gunung tersebut masih terus tertutup kabut sehingga menghambat pemantauan secara visual.
Ia mengatakan, masyarakat agar terus waspada karena aktivitas Gunung Merapi masih tetap tinggi berdasarkan data pengamatan secara instrumental dengan menggunakan seismograf di BPPTK.
"Fluktuasi Gunung Merapi masih cukup tinggi sehingga status Merapi masih tetap awas dan daerah terdampak juga masih tetap sama yaitu radius 20 kilometer (km)," katanya.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, endapan awan panas bisa mencapai jarak 12 km di Kali Boyong dengan ketebalan hingga 10 meter.
Oleh karena itu, lanjut dia, ancaman Gunung Merapi tidak hanya awan panas tetapi juga banjir lahar apalagi saat terkena hujan yang cukup lebat di lereng gunung.
"Masyarakat tetap diimbau untuk menjauhi bantaran sungai karena dinding bantaran sungai itu bisa tergerus atau jika tidak memiliki kepentingan, jangan terlalu lama beraktivitas di jembatan," katanya.
Sejumlah alur sungai yang perlu dihindari adalah Kali Woro, Kali Gendol, Kali Kuning, Kali Boyong, Kali Bedog, Kali Krasak, Kali Bebeng, Kali Sat, Kali Lamat, Kali Krasak, Kali Senowo, Kali Trising dan Kali Apu.
Saat ini, lanjut dia, BPPTK masih mengusahakan untuk menambah alat pemantauan di tiga titik menggantikan tiga seismometer yang rusak karena terkena letusan Gunung Merapi.
Namun demikian, ia mengatakan, pengamatan dan kemampuan analisis perkembangan aktivitas gunung tidak terganggu meskipun alat rusak karena masih tersisa satu seismometer di Plawangan.
Sukhyar memperkirakan, jumlah material vulkanik hasil erupsi Gunung Merapi sejak 26 Oktober hingga sekarang telah mencapai sekitar 100 juta meter kubik.
Masyarakat juga diminta untuk tidak mempercayai sejumlah isu yang berkembang di masyarakat, seperri adanya isu yang menyebutkan bahwa Gunung Merapi akan mengeluarkan gas beracun.
"Saat terjadi erupsi, gas akan dihasilkan oleh gunung seperti karbon dioksida atau belerang, tetapi gas tersebut hanya akan terkonsentrasi di sekitar puncak. Kalau sudah terendapkan lama, gas-gas itu akan hilang dengan sendirinya," ujarnya.
Berdasarkan laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) hingga pukul 06.00 WIB suara gemuruh masih terdengar dari jarak 20 km dari puncak gunung.
Sementara itu, awan panas masih terjadi, sehingga warga diminta tetap meningkatkan kewaspadaannya. "Gunung Merapi masih terus menerus menyemburkan awan panas sehingga masih dalam status `awas`," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono, di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, Gunung Merapi hingga kini masih menyemburkan awan panas, sedangkan aktivitas kegempaan sejak Jumat (5/11) pukul 00.00 WIB hingga Sabtu (6/11) pukul 00.00 WIB nihil, baik gempa vulkanik, gempa "multiphase" (MP), dan low frekuensi. Absennya jenis-jenis gempa tersebut digantikan munculnya gempa tremor dan gempa guguran yang berlangsung secara berkesinambungan.
Dari pengamatan visual, petugas di semua pos pengamatan Gunung Merapi melaporkan sejak Jumat (5/11) pukul 19:00 WIB hingga Sabtu (6/11) pukul 00.00 Merapi tertutup kabut. Mereka hanya mampu mendengar suara gemuruh dari puncak Merapi. Suara tersebut terdengar jelas dari jarak lebih dari 20 km.
Aktivitas Merapi masih berintensitas tinggi. Oleh karena itu, status masih tetap dipertahankan pada level IV atau "Awas Merapi dan Awas lahar". Wilayah aman bagi pengungsi masih berada di luar radius 20 km dari puncak gunung.
Meletusnya Gunung Merapi
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Selasa (26/10) menyatakan Gunung Merapi meletus sejak pukul 17.02 WIB dengan mengeluarkan awan panas.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi, Kementerian Sumber Daya Mineral di Kantor BPPTK, Surono mengungkapkan, letusan ditandai dengan suara gemuruh pada pukul 18.45 WIB dengan dentuman sebanyak tiga kali.
Menurut Surono, dari pos pengamatan di kawasan Selo, nyala api bersama kolom asap membubung ke atas setinggi 1,5 kilometer dari puncak gunung.
Energi letusan Merapi kali ini cukup besar jika dibandingkan dengan kejadian serupa di tahun sebelumnya seperti tahun 2006.
Merapi adalah nama sebuah gunung berapi di provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta, Indonesia yang masih sangat aktif hingga saat ini. Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali.
Letaknya cukup dekat dengan Kota Yogyakarta dan masih terdapat desa-desa di lerengnya sampai ketinggian 1.700 meter. Bagi masyarakat sekitar, Merapi membawa berkah material pasir, sedangkan bagi pemerintah daerah, Gunung Merapi menjadi obyek wisata bagi para wisatawan. Kini Merapi termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Merapi.
Seperti dikutip dari Wikipedia, Gunung Merapi adalah yang termuda dalam kumpulan gunung berapi di bagian selatan Pulau Jawa.
Gunung ini terletak di zona subduksi, dimana Lempeng Indo-Australia terus bergerak ke bawah Lempeng Eurasia. Letusan di daerah tersebut berlangsung sejak 400.000 tahun lalu, dan sampai 10.000 tahun lalu jenis letusannya adalah efusif. Setelah itu, letusannya menjadi eksplosif, dengan lava kental yang menimbulkan kubah-kubah lava.
Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar antara lain di tahun 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930.
Letusan besar pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu. Diperkirakan, letusan tersebut menyebabkan kerajaan Mataram Kuno harus berpindah ke Jawa Timur. Letusannya di tahun 1930 menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1400 orang.
Letusan pada November 1994 menyebabkan hembusan awan panas ke bawah hingga menjangkau beberapa desa dan memakan korban puluhan jiwa manusia. Letusan 19 Juli 1998 cukup besar namun mengarah ke atas sehingga tidak memakan korban jiwa.
Catatan letusan terakhir gunung ini adalah pada tahun 2001-2003 berupa aktivitas tinggi yang berlangsung terus-menerus.
Gunung Merapi merupakan obyek pendakian yang populer, karena gunung ini merupakan gunung yang sangat mempesona. Jalur pendakian yang paling umum dan dekat adalah melalui sisi utara dari Selo, satu kecamatan di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, yang terletak di antara Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Pendakian melalui Selo memakan waktu rata-rata 5 jam hingga ke puncak.
Jalur populer lain adalah melalui Kaliurang, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta di sisi selatan. Jalur ini lebih terjal dan memakan waktu sekitar 6-7 jam hingga ke puncak.
Jalur alternatif yang lain adalah melalui sisi barat laut, dimulai dari Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dan melalui sisi tenggara, dari arah Deles, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Pada 8 Juni 2006, pukul 09.30 WIB meletus dengan semburan awan panas yang membuat ribuan warga di wilayah lereng Gunung Merapi panik dan berusaha melarikan diri ke tempat aman.
Pada tanggal 26 Oktober 2010, Gunung Merapi memasuki tahap erupsi. Letusan diiringi keluarnya awan panas setinggi 1,5 meter yang mengarah ke Kaliadem, Kepuharjo. Letusan ini menyemburkan material vulkanik setinggi kurang lebih 1,5 km. (Ant)
Tsunami Mentawai
Tsunami Mentawai. Semenjak hari senin tanggal 25 okt 2010 daerah sumbar, tepatnya daerah mentawai diguncang gempa yang tak henti2 nya yang diawali senin kemaren sekitar jam 10 malam dengan kekuatan 7.2 SR, namun tak berhenti disitu saja, Tsunami mentawai ini terus berlangsung dengan munculnya gempa susulan yang terus berlanjut hingga saat ini.
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa 5,4 SR terjadi di kawasan itu.
Gempa itu terjadi Selasa (26/10/2010), sekitar pukul 18.33 WIB, berlokasi 42 km selatan Sipura Mentawai, Sumbar, dengan kedalaman 13 km.
Sedang sebelumnya, pada pukul 17.51 WIB, gempa 5,6 SR terjadi di 96 km barat daya Pagai Selatan, Mentawai. Kedalaman gempa sekitar 10 km. Gempa sempat membuat panik warga di pengungsian.
Gempa Mentawai ini juga menjadi bahasan di situs mikro blogging twitter. Para pengguna twitter menyampaikan duka atas terjadinya bencana di Mentawai ini. Mentawai menjadi trending topic, atau menjadi tema yang banyak diketik oleh pekicau.
Hingga saat ini dinyatakan dalam korban Tsunami Mentawai dinyatakan Korban akibat bencana tsunami mentawai itu mencapai 31 orang tewas dan 105 lainnya dinyatakan hilang.
Bencana situ gintung
Tanggul Situ Gintung di Ciputat, Tangerang, jebol. Air tumpah ke perumahan dan mencabut puluhan nyawa. Situ Gintung memberi pelajaran, manusia janganlah bermain-main dengan alam karena alam tak pernah salah. Mengapa alam menjadi jahat?
Aan Rukmana, dosen Jurusan Falsafah dan Peradaban, Universitas Paramadina mengatakan alam pada dirinya adalah baik. Demikian pun Situ Gintung. Menurutnya, alam tidak pernah salah pada dirinya. Kesalahan alam terjadi dalam relasinya dengan sesuatu di luar dirinya, yaitu manusia.
Dalam kaitannya dengan manusia itulah, lanjut Aan, Situ Gintung menjadi jahat. Dengan demikian, konsep kejahatan Situ Gintung muncul dalam relasinya dengan manusia. Jebolnya tanggul, dari sudut pandang alam sendiri, sebenarnya baik, karena alam boleh jadi sedang melakukan peremajaan. Namun, dalam kaca mata manusia justru sebaliknya, jahat.
Kejahatan, menurut Aan, tidak memiliki eksistensi dan karena itu kejahatan menjadi tidak ada. Yang eksis adalah yang baik. Bencana alam, menurut Aan, adalah eksis. Namun, kebaikan itu menjadi jahat dalam relasinya dengan manusia. "Kalau manusia melihat konteks bencana Situ Gintung dari kaca mata dirinya (manusia) tentu itu menjadi kejahatan," paparnya.
Namun, kejahatan itu tidak mutlak, karena kejahatan itu terkait dengan manusia sendiri. Untuk itulah, Aan menekankan tentang pentingnya dimensi tanggung jawab manusia terhadap alam. "Bagaimanapun, manusia bertanggung jawab terhadap alam karena alam pada dirinya adalah baik," imbuhnya.
Tanggul Situ Gintung, menurut Aan, merupakan hasil dari usaha manusia. Dengan pembuatan tanggul itu manusia memanfaatkan air yang ada di dalamnya, baik untuk kepentingan wisata, irigasi dan lain-lain. Tetapi, usaha manusia itu tidak ditindaklanjuti dengan penjagaannya sebagai dimensi tanggung jawab manusia atas alam. "Penjagaan itu tidak dilakukan alias lalai," tegas Aan.
Karena mansia lalai atas dimensi tanggung jawabnya terhadap alam, manusia sendirilah yang menjadi korban. "Tapi itu bukan salah alam. Bagaimanapun juga alam menjadi jahat karena ulah manusia juga," pungkasnya. "Karena itu, janganlah bermain-main dengan alam."
Sedangkan penyebab jebolnya tanggul Situ Gintung, disinyalir akibat usianya yang sudah tua. Pasalnya, tanggul yang berdekatan dengan kompleks perumahan Cirendeu Permai Tangerang itu, sudah ada sejak zaman Belanda.
Menurut Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung dan Cisadane, Sutoyo Subandrio Pitoyo, ketika hujan berlangsung seharian pada Kamis (26/3), yakni dari pukul 16.00-21.00 WIB, warga setempat sudah memberitahu akan kondisi tanggul. Bahkan di sebelah hulu tanggul terjadi hujan es. "Kemudian terjadi kenaikan muka air yang cepat. Kemudian air terus naik sehingga tanggul tidak mampu mengalirkan air ke luar," ujarnya.
Selain itu, ujar Suroyo, di sisi lain tekanan terus-menerus terjadi sehingga menyebabkan gerusan. Kemudian bendungan pun longsor dan roboh. Urukan jenis apapun, bisa jebol jika terjadi limpasan. "Karena hujan deras sehingga bendungan yang dibuat pada zaman belanda tidak mampu menampung air," paparnya.
Luas danau Situ Gintung 21 hektar. Dapat dipastikan lebih dari satu juta debit air yang tumpah ke perumahan Cirendue. "Debit air selama hujan bertambah. Lama-kelamaan, danau ini tidak menahan debit air sehingga akhirnya jebol.
gempa sumatra barat
Gempa Padang, terjadi 30 September 2009, Gempa bumi Sumatera Barat merupakan gempa tektonik yang berasal dari pergeseran patahan Semangko, gempa ini berkekuatan 7,6 Skala Richter (BMG Indonesia) atau 7,9 Skala Richter (BMG Amerika) mengguncang Padang-Pariaman, Indonesia. Menyebabkan sedikitnya 1.100 orang tewas dan ribuan terperangkap dalam reruntuhan bangunan.
Gempa ini adalah dua kali terjadi dibulan 9 tahun 2009, setelah gempa tasikmalaya yang terjadi cukup dahsyat, dimana terjadinya gempa itu didasari oleh kejadian aneh yang terjadi tgl 28-1-2009 sebagai gardu induk trafo tasikmalaya meledak, maka 28 itulah sebagai titik tengah dari ingatan asal muasal bencana tsb, tercatat tgl 27-mei-2006 adalah gempa yogya dan 29-mei-2006 adalah mulai lumpur lapindo, maka tersebutlah tgl 28 sebagai hari yang kesekian kalinya dari sebuah kehidupan, hingga dari 28-1-2009 itulah akhirnya terjadi gempa tasikmalaya, tiada lain 28 itulah sebagai hari kelahiran dari penulis ini tercatat tgl 28-mei: itulah sebuah memori yang sederhana dari sebuah bencana ditahun 2009.
Setelah gempa tasikmalaya tgl 2-9-2009, maka itulah 28 hari berikutnya tercatat tgl 30-september-2009, gempa padang menguncang cukup dahsyat, bahkan lebih dahsyat dari gempa tasikmalaya. Sebelum gempa padang terjadi, maka kejadian aneh-aneh pun terus terjadi, tercatat dalam satu bulan saja (september-2009) dua pesawat TNI jatuh lagi. Tentunya jatuhnya pesawat tsb mengingatkan pada kejadian aneh sebelum gempa tasikmalaya, dimana setiap bulan pesawat/heli TNI jatuh. Di bulan september-2009 inilah penegasan terjadi akan ingatan Tsunami Aceh ketika heli-heli jatuh secara beruntun,
Tercatat pesawat yang jatuh di 9-2009 sebagai ingatan yang jelas akan sebuah peristiwa besar di kejadian aneh sebelum bencana besar terjadi,
Setelah kejadian aneh di tgl 22-september-2009, maka tujuh hari setelah itu, PLN benar-benar ‘unjuk’ gigi untuk yang kesekian kalinya, dikarenakan GI Cililitan meledak dan terbakar (bandingkan dengan GI Trafi tasikmalaya), Gardu Induk PLN di Cililitan Terbakar, Metrotvnews.com, Jakarta : Kebakaran melanda gardu induk Perusahan Listrik Negara di Jalan Mayjen Sutoyo, Cililitan, Jakarta Timur, Selasa (29/9) siang. Akibatnya, warga panik dan arus lalu-lintas macet total.
Tidak hanya GI cililitan yang berulah, maka kejadian aneh yang lain tepat tgl 29-9-2009 itu terus terjadi yaitu Sedang Padamkan Api, Mobil Pemadam Tabrak Anak Hingga Tewas, Jakarta – Seorang anak laki-laki tewas ditabrak sebuah mobil pemadam kebakaran. Pada saat itu mobil pemadam itu tengah dipakai untuk memadamkan api. Entah kenapa si mobil berjalan sendiri sehingga memakan korban. Berselang dari itu di tempat gempa, tgl 29-9-2009, terjadilah BBM yang meledak mengenai prajurit TNI (bandingkan dengan pesawat demi pesawat yang jatuh, sebelum bencana besar sebelumnya), Satu Prajurit Tewas dalam Kebakaran Gudang BBM Markas Arhanud Pekanbaru – Salah satu gudang yang diperkirakan penyimpanan BBM di Batalyon Arhanud Pekanbaru terbakar. Warga sempat mendengar ada ledakan dari gudang tersebut.
Saat itu presiden kita, bapak SBY berada di Amerika Serikat, SBY Pidato di Universitas Harvard, maka tgl 29-9-2009 itulah beliau diberikan sebuah kejadian gempa sebagai ilustrasi pada kejadian berikutnya, Gempa 8,0 SR Landa Samoa Amerika, Puluhan Orang Tewas, WELLINGTON–MI: Gempa besar berkekuatan 8,0 pada skala Richter menghantam lepas pantai lautan Samoa Amerika, Selasa (29/9) waktu setempat mengakibatkan sedikitnya 14 orang tewas. Gelombang tsunami menerjang wilayah Samoa Amerika, wilayah AS dan juga melanda negara Samoa yang bertetangga, dan menewaskan sejumlah orang lagi, kata beberapa pejabat dan media lokal. Ada laporan yang belum dikonfirmasi mengenai gelombang lebih dari empat meter.
Akhirnya kejadian aneh demi kejadian aneh, terjadilah gempa padang, 28 hari setelah gempa tasikmalaya, Rabu, 30/09/2009 17:32 WIB Gempa 7,6 SR Landa Sumbar Amanda Ferdina – detikNews Sumbar – Gempa berkekuatan 7.6 SR melanda Sumatra Barat. Gempa terjadi pukul 17.16 WIB. “Gempa terjadi pada kedalaman 71 km,” pesan singkat Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika kepada detikcom, Rabu (30/9/2009). Gempa berlokasi di 0.84 LS-99.65 BT atau 57 km barat daya Pariaman, Sumatra Barat. Belum diketahui apakah gempa berpotensi tsunami.
Gempa ini adalah dua kali terjadi dibulan 9 tahun 2009, setelah gempa tasikmalaya yang terjadi cukup dahsyat, dimana terjadinya gempa itu didasari oleh kejadian aneh yang terjadi tgl 28-1-2009 sebagai gardu induk trafo tasikmalaya meledak, maka 28 itulah sebagai titik tengah dari ingatan asal muasal bencana tsb, tercatat tgl 27-mei-2006 adalah gempa yogya dan 29-mei-2006 adalah mulai lumpur lapindo, maka tersebutlah tgl 28 sebagai hari yang kesekian kalinya dari sebuah kehidupan, hingga dari 28-1-2009 itulah akhirnya terjadi gempa tasikmalaya, tiada lain 28 itulah sebagai hari kelahiran dari penulis ini tercatat tgl 28-mei: itulah sebuah memori yang sederhana dari sebuah bencana ditahun 2009.
Setelah gempa tasikmalaya tgl 2-9-2009, maka itulah 28 hari berikutnya tercatat tgl 30-september-2009, gempa padang menguncang cukup dahsyat, bahkan lebih dahsyat dari gempa tasikmalaya. Sebelum gempa padang terjadi, maka kejadian aneh-aneh pun terus terjadi, tercatat dalam satu bulan saja (september-2009) dua pesawat TNI jatuh lagi. Tentunya jatuhnya pesawat tsb mengingatkan pada kejadian aneh sebelum gempa tasikmalaya, dimana setiap bulan pesawat/heli TNI jatuh. Di bulan september-2009 inilah penegasan terjadi akan ingatan Tsunami Aceh ketika heli-heli jatuh secara beruntun,
Tercatat pesawat yang jatuh di 9-2009 sebagai ingatan yang jelas akan sebuah peristiwa besar di kejadian aneh sebelum bencana besar terjadi,
- Senin, 07/09 Pesawat TNI AL Jatuh, Pesawat Nomad P 837 Layak Terbang
- Kamis, 17/09/ Pesawat TNI Jatuh di Sragen Korban Tewas Bernama Letda Felix
Setelah kejadian aneh di tgl 22-september-2009, maka tujuh hari setelah itu, PLN benar-benar ‘unjuk’ gigi untuk yang kesekian kalinya, dikarenakan GI Cililitan meledak dan terbakar (bandingkan dengan GI Trafi tasikmalaya), Gardu Induk PLN di Cililitan Terbakar, Metrotvnews.com, Jakarta : Kebakaran melanda gardu induk Perusahan Listrik Negara di Jalan Mayjen Sutoyo, Cililitan, Jakarta Timur, Selasa (29/9) siang. Akibatnya, warga panik dan arus lalu-lintas macet total.
Tidak hanya GI cililitan yang berulah, maka kejadian aneh yang lain tepat tgl 29-9-2009 itu terus terjadi yaitu Sedang Padamkan Api, Mobil Pemadam Tabrak Anak Hingga Tewas, Jakarta – Seorang anak laki-laki tewas ditabrak sebuah mobil pemadam kebakaran. Pada saat itu mobil pemadam itu tengah dipakai untuk memadamkan api. Entah kenapa si mobil berjalan sendiri sehingga memakan korban. Berselang dari itu di tempat gempa, tgl 29-9-2009, terjadilah BBM yang meledak mengenai prajurit TNI (bandingkan dengan pesawat demi pesawat yang jatuh, sebelum bencana besar sebelumnya), Satu Prajurit Tewas dalam Kebakaran Gudang BBM Markas Arhanud Pekanbaru – Salah satu gudang yang diperkirakan penyimpanan BBM di Batalyon Arhanud Pekanbaru terbakar. Warga sempat mendengar ada ledakan dari gudang tersebut.
Saat itu presiden kita, bapak SBY berada di Amerika Serikat, SBY Pidato di Universitas Harvard, maka tgl 29-9-2009 itulah beliau diberikan sebuah kejadian gempa sebagai ilustrasi pada kejadian berikutnya, Gempa 8,0 SR Landa Samoa Amerika, Puluhan Orang Tewas, WELLINGTON–MI: Gempa besar berkekuatan 8,0 pada skala Richter menghantam lepas pantai lautan Samoa Amerika, Selasa (29/9) waktu setempat mengakibatkan sedikitnya 14 orang tewas. Gelombang tsunami menerjang wilayah Samoa Amerika, wilayah AS dan juga melanda negara Samoa yang bertetangga, dan menewaskan sejumlah orang lagi, kata beberapa pejabat dan media lokal. Ada laporan yang belum dikonfirmasi mengenai gelombang lebih dari empat meter.
Akhirnya kejadian aneh demi kejadian aneh, terjadilah gempa padang, 28 hari setelah gempa tasikmalaya, Rabu, 30/09/2009 17:32 WIB Gempa 7,6 SR Landa Sumbar Amanda Ferdina – detikNews Sumbar – Gempa berkekuatan 7.6 SR melanda Sumatra Barat. Gempa terjadi pukul 17.16 WIB. “Gempa terjadi pada kedalaman 71 km,” pesan singkat Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika kepada detikcom, Rabu (30/9/2009). Gempa berlokasi di 0.84 LS-99.65 BT atau 57 km barat daya Pariaman, Sumatra Barat. Belum diketahui apakah gempa berpotensi tsunami.
Gempa Yogyakarta
Jogja kembali dilanda gempa. Setelah pada tahun 2006 kemarin gempa Yogyakarta dengan kekuatan 6 SR di bantul, kini pada tahun 2010 kembali lagi gempa di bantul jogja. Kali ini dengan kekuatan 5 SR. Semakin banyak tanda-tanda kerusakan alam yang bisa kita lihat. Jika beberapa hari lalu kita melihat meteor jatuh di cirebon, langit terbelah, tsunami matahari dan matahari kembar. Gempa yogyakarta kali ini terjadi sekitar pukul 20.00 bersamaan dengan warga menunaikan sholat tarawih.
Gempa di yogyakarta tersebut tidak ada korban jiwa walaupun saat gempa terjadi, warga jogja masih tetap menunaikan sholat tarawih. Spontan saja saya langsung SMS teman saya yang di solo, saya pikir yogyakarta sangat dekat dengan solo. dan saya menanyakan kabar dari dia. Syukur ternyata di solo tidak terkena dampak gempa jogja. Dan teman saya yang punya blog dengan motto belajar dan berbagi pun selamat .
Gempa di yogyakarta tersebut tidak ada korban jiwa walaupun saat gempa terjadi, warga jogja masih tetap menunaikan sholat tarawih. Spontan saja saya langsung SMS teman saya yang di solo, saya pikir yogyakarta sangat dekat dengan solo. dan saya menanyakan kabar dari dia. Syukur ternyata di solo tidak terkena dampak gempa jogja. Dan teman saya yang punya blog dengan motto belajar dan berbagi pun selamat .
Gempa Bumi dan Tsunami Pangandaran 17 Juli 2006
Lagi, Indonesia tercinta ini dilanda gempa bumi. Kali ini gempa bumi berkekuatan 5.8 6.8 skala Richter melanda pesisir selatan pula Jawa, tepatnya di Pangandaran, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat pada sekitar pukul 15.16 WIB.
Gempa bumi ini memicu terjadinya tsunami di pantai Pangandaran. Berita yang saya dapat menyebutkan bahwa tinggi tsunami berkisar 2-3 meter, namun berita yang saya dapat dari internet menyebutkan ketinggian gelombang mencapai 10 meter.
Sampai tadi pagi saat saya menyaksikan berita di TV, jumlah korban tewas diperkirakan 60 orang.
Dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan rasa turut berdukacita atas musibah yang menimpa saudara-saudara kita di Pangandaran.
berita seputar gempa bumi dan tsunami Pangandaran 17 Juli 2006:
Gempa bumi jawa juli 2006 dari id-wikipedia, Tsunami melanda pantai selatan Jateng dari Kompas
Update 18.07.06, 13.00:
Dalam acara Jelang Siang di TransTV diberitakan bahwa korban tewas mencapai 172 orang, sementara dalam feeds Media Indonesia diberitakan bahwa korban tewas telah mencapai 197 orang dan 85 orang dinyatakan hilang.
Update 21.07.06, 17.00:
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan rombongan, Jumat pukul 09.50 WIB, tiba di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, untuk meninjau lokasi bencana gempa dan tsunami di sekitar pantai Pangandaran dan penanganan tanggap darurat di wilayah itu.
Ikut serta dalam kunjungan tersebut antara lain Ibu Ani Susilo Bambang Yudhoyono, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menteri ESDM Purnomo, Menhub Hatta Radjasa, Menag M Maftuh Basyuni, Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, dan Menkes Siti Fadillah Supari.
Diharapkan dengan kunjungan ini bantuan kemanusiaan bagi para pengungsi dan korban gempa dan tsunami dapat lebih cepat tersalurkan.
Update 21.07.06, 22.34:
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan agar pencarian dan penyelamatan korban gempa bumi dan tsunami di Pangandaran tetap dilanjutkan.
Gempa bumi ini memicu terjadinya tsunami di pantai Pangandaran. Berita yang saya dapat menyebutkan bahwa tinggi tsunami berkisar 2-3 meter, namun berita yang saya dapat dari internet menyebutkan ketinggian gelombang mencapai 10 meter.
Sampai tadi pagi saat saya menyaksikan berita di TV, jumlah korban tewas diperkirakan 60 orang.
Dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan rasa turut berdukacita atas musibah yang menimpa saudara-saudara kita di Pangandaran.
berita seputar gempa bumi dan tsunami Pangandaran 17 Juli 2006:
Gempa bumi jawa juli 2006 dari id-wikipedia, Tsunami melanda pantai selatan Jateng dari Kompas
Update 18.07.06, 13.00:
Dalam acara Jelang Siang di TransTV diberitakan bahwa korban tewas mencapai 172 orang, sementara dalam feeds Media Indonesia diberitakan bahwa korban tewas telah mencapai 197 orang dan 85 orang dinyatakan hilang.
Update 21.07.06, 17.00:
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan rombongan, Jumat pukul 09.50 WIB, tiba di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, untuk meninjau lokasi bencana gempa dan tsunami di sekitar pantai Pangandaran dan penanganan tanggap darurat di wilayah itu.
Ikut serta dalam kunjungan tersebut antara lain Ibu Ani Susilo Bambang Yudhoyono, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menteri ESDM Purnomo, Menhub Hatta Radjasa, Menag M Maftuh Basyuni, Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, dan Menkes Siti Fadillah Supari.
Diharapkan dengan kunjungan ini bantuan kemanusiaan bagi para pengungsi dan korban gempa dan tsunami dapat lebih cepat tersalurkan.
Update 21.07.06, 22.34:
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan agar pencarian dan penyelamatan korban gempa bumi dan tsunami di Pangandaran tetap dilanjutkan.
Tsunami Aceh
Gempa bumi tektonik berkekuatan 8,5 SR berpusat di Samudra India (2,9 LU dan 95,6 BT di kedalaman 20 km (di laut berjarak sekitar 149 km selatan kota Meulaboh, Nanggroe Aceh Darussalam). Gempa itu disertai gelombang pasang (Tsunami) yang menyapu beberapa wilayah lepas pantai di Indonesia (Aceh dan Sumatera Utara), Sri Langka, India, Bangladesh, Malaysia, Maladewa dan Thailand.
Menurut Koordinator Bantuan Darurat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Jan Egeland, jumlah korban tewas akibat badai tsunami di 13 negara (hingga minggu 2/1) mencapai 127.672 orang. Namun jumlah korban tewas di Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Afrika Timur yang sebenarnya tidak akan pernah bisa diketahui, diperkirakan sedikitnya 150.000 orang. PBB memperkirakan sebagian besar dari korban tewas tambahan berada di Indonesia. Pasalnya, sebagian besar bantuan kemanusiaan terhambat masuk karena masih banyak daerah yang terisolir.
Sementara itu data jumlah korban tewas di propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara menurut Departemen Sosial RI (11/1/2005) adalah 105.262 orang. Sedangkan menurut kantor berita Reuters, jumlah korban Tsunami diperkirakan sebanyak 168.183 jiwa dengan korban paling banyak diderita Indonesia, 115.229 (per Minggu 16/1/2005). Sedangkan total luka-luka sebanyak 124.057 orang, diperkirakan 100.000 diantaranya dialami rakyat Aceh dan Sumatera Utara.
Iitulah kisah suram 5 tahun silam yang terjadi di penghujung tahun 2004 silam. Namun, seiring waktu berjalan, segala perbaikan terus berjalan. Setidaknya, begitulah yang terbaca dan terdengar di media massa.
Akan tetapi, ironinya, masih terlihat adanya barak-barak yang berpenghuni, seperti di bantaran sungai Krueng Aceh, yang di kenal dengan Barak Bakoy. Memang kita tidak bisa menduga, apa yang terjadi ? Dengan dana yang melimpah, di dukung oleh sumber daya manusia yang multi culture, high intelegence, tapi semua ini masih terhidang di depan kita. Aneh..
Barak bakoy adalah salah satu bukti dari kisah silam yang masih ada, mungkin juga masih ada bakoy-bakoy lain yang belum sempat penulis tahu.
Langganan:
Postingan (Atom)