Welcome

Selamat Datang di Blog "PRAY FOR INDONESIA"

semoga informasi ini bermanfaat bagi kita semua dan menyadari betapa negeri kita ini merupakan negeri yang selalu dihadapkan bencana yang datang silih berganti. Berserah diri dan berdo'a kepadaNya lah yang hanya dapat kita lakukan, agar kita semakin kuat dalam menjalani hidup ini. "PRAY FOR INDONESIA" Semoga kita dapat memaknai arti tersebut dalam kehidupan kita sehari hari

Rabu, 10 November 2010

Hentikan korban



Pengalaman adalah guru terbaik. Kita berharap, tidak ada lagi nyawa manusia hilang percuma. Hindari jatuhnya para korban. Kini, saatnya melakukan delapan upaya mitigasi tsunami secara komprehensif.
Pertama, program riset di bidang tsunami. Riset ditujukan untuk mengetahui lokasi yang berpotensi terjadi tsunami, menganalisis dan membuat peta tingkat bahaya, kerentanan dan risiko bencana. Riset juga bertujuan memilih teknologi mitigasi bencana tsunami yang tepat, efektif dan efisien, serta memilih teknologi retrofitting pada bangunan-bangunan yang diperkirakan tidak tahan gempa dan tsunami.
Kedua, membangun sistem peringatan dini tsunami, baik secara struktur maupun kultur yang mencakup jaringan seismometer, GPS (global position system) pemantau proses gempa bumi, serta alat pendeteksi tsunami (buoy, stasiun pasang surut, dan lain-lain). Walaupun alat sistem peringatan dini telah dipasang, begitu bumi terasa bergetar digoyang gempa, lekaslah berlari menjauhi pantai dan mencari tempat yang tinggi dan aman (bukit, bangunan bertingkat yang kokoh, atau pohon) tanpa harus menunggu peringatan.
Ketiga, memberikan pendidikan, pelatihan, penyadaran, dan gladi (drill) bagi masyarakat dan para petugas pelaksana penanggulangan bencana. Tujuannya, membangun kesiapsiagaan masyarakat dan aparat pelaksana dalam melakukan mitigasi tsunami.
Keempat, membangun kesiapan pelaksanaan evakuasi dan tanggap darurat dengan membuat jalur evakuasi, membangun tempat berlindung, menyiapkan sarana prasarana untuk membantu korban dalam situasi tanggap darurat, serta menyiapkan bahan makanan di tempat yang aman dan strategis untuk para korban.
Kelima, meningkatkan kelembagaan dan tata laksana koordinasi. Tujuannya, agar pemerintah dapat menangani aspek-aspek bencana secara efektif, menggalang dan mendayagunakan sumber daya yang ada. Oleh karena itu perlu segera didirikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
Keenam, melaksanakan rencana pengembangan wilayah dan pembangunan yang aman. Secara spasial (keruangan), sebaran bahaya, elemen-elemen yang rentan, dan potensi risiko dapat dituangkan dalam rencana pengembangan wilayah.
Bagi kawasan berisiko tsunami, pemerintah dapat memberikan pengarahan untuk kegiatan mitigasinya. Rumah dan bangunan harus di-retrofit dan dibangun agar tahan gempa dan terhindar tsunami. Bangunan tersebut juga perlu menerapkan building code yang ketat. Untuk pembangunan permukiman baru, sedapat mungkin hindari daerah rayapan tsunami.
Ketujuh, menyiapkan norma, standar, pedoman, kriteria mitigasi tsunami, dan bahan-bahan sosialisasi. Sebenarnya peraturan, buku tsunami, dan bahan sosialisasi, baik berupa leaflet, brosur, komik, dan film tentang tsunami ini berserakan di berbagai institusi/lembaga namun belum tersosialisasikan secara baik ke seluruh daerah rawan tsunami.
Kedelapan, membuat pelindung pantai, baik buatan maupun alami berupa tembok laut, breakwater, shelter, tempat evakuasi, bangunan ramah bencana tsunami, serta hutan pantai (mangrove, cemara laut, waru laut, dan lain-lain). Dengan menerapkan delapan upaya mitigasi tersebut secara komprehensif, niscaya kita mampu menyelamatkan diri dari tsunami yang setiap saat meneror.